pil kb dimasukan ke vagina

Siapa bilang pil KB hanya merupakan pil konstrasepsi oral yang cuma bisa diminum? Sebagai alat kontrasepsi, pil KB ternyata juga bisa langsung dimasukkan ke dalam liang vagina. Bagaimana caranya?

Pil KB merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang penggunaannya dengan cara diminum atau oral. Tak hanya itu, ternyata pil KB juga bisa dijadikan sebagai konstrasepsi darurat dengan memasukkannya langsung ke dalam liang vagina.

Kontrasepsi darurat (emergency contraception atau morning after pill) merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan setelah seorang wanita melakukan hubungan seksual.

"Ada dua jenis kontrasepsi yang bisa dijadikan sebagai kontrasepsi darurat, yaitu pil KB dan IUD (Intra UterineDevice) atau susuk KB," tutur Prof DR Biran Affandi, Sp.OG (K), dari Asia Pasific Council on Contraception (APCOC) Indonesia, disela-sela acara Press Conference Hari Kontrasepsi Dunia 2010 di City Walk, Jakarta, Kamis (23/9/2010).

Prof Biran menjelaskan, pil KB bisa dijadikan kontrasepsi darurat bila hubungan seksual yang dilakukan kurang dari 5 hari (5 x 24 jam) sebelumnya.

"Caranya yaitu dengan meminum 4 tablet sekaligus, lalu 12 jam kemudian minum 4 tablet lagi. Tapi ya syaratnya, tidak boleh lebih dari 5 hari setelah berhubungan seks," jelas dokter yang pernah menerima penghargaan Dokter KB Teladan pada tahun 1980 ini.

Menurut Prof Biran, biasanya wanita yang melakukan kontrasepsi darurat sering merasa mual dan muntah, jadi sebaiknya minum obat anti muntah 2 jam sebelumnya.

"Tapi jika tak mau merasakan mual dan muntah, pil KB bisa dimasukkan langsung ke dalam vagina, dengan dosis dan rentang pemakaian yang sama dengan cara diminum. Vagina itu memiliki daya serap yang hebat," ujar dokter yang juga pernah melakukan studi penelitian klinis terbaik di Universitas Indonesia tahun 1997.

Selain pil KB, kontrasepsi darurat juga bisa dengan menggunakan IUD (Intra UterineDevice) atau susuk KB. Berbeda dengan pil KB, susuk KB yang mengandung tembaga bisa dijadikan kontrasepsi darurat 7 hari (7 x 24 jam) setelah berhubungan seksual.

"Dengan metode ini, kontrasepsi bisa sangat efektif, dengan kegagalan hanya 1-2 persen. Tapi untuk mendapatkannya harus menggunakan resep dokter," jelas Prof Biran lebih lanjut.